Senin, 26 Mei 2014

PUISI CINTA

MUNGKIN, SUATU SAAT...



HATIKU SEMAKIN SEPI
TAK ADA YANG MENEMANIKU
MEMANGNYA MENGAPA, KENAPA, ADA APA AKU INI?
APA ADA YANG SALAH PADAKU?

HANCUR HATIKU MENJADI BERKEPING KEPING
SAAT AKU LIHAT
KAU SEDANG BERDUA DENGANNYA

DAN TAK TERASA
AIR MATAKU MENGALIR
MENGHIASI LUKA DIHATIKU

DAN KARENA DIA‼
HATIKU SEPERTI INI
SAKIT, PERIH,DAN MEMBEKAS DI HATIKU

SUATU SAAT
AKAN KU BUKTIKAN KEPADAMU
BAHWA AKU TIDAK KALAH HEBAT DENGANNYA

DAN SUATU SAAT KAU AKAN MENYESALI PERBUATANMU
APA YANG KAU LAKUKAN PADAKU

AKU SELALU BERHARAP DAN BERDOA…
AGAR AKU MENJADI PILIHAN HATIMU
DAN HANYA AKU YANG KAU CINTAI
HANYA AKU… AKU SEORANG…

DAN TAK ADA SIAPAPUN
YANG DAPAT MENGHALANGI CINTAKU PADAMU



DIA SUKA NGGA YA SAMA KAMU?




Kita sering menebak nebak apakah pria yang sedang dekat dengan kita tertarik pada kita sehingga membuat kita merasa deg-degan saat dekat dengannya. Kita jadi bertanya – tanya pada diri sendiri, apa yang dia pikirkan tentang kita dan apakah dia benar – benar menyukai kita?  Banyak dari pria yang suka memberi “kode” kepada kita, ya bukannya bikin kita GEER, setidaknya kamu harus memperhatikan “kode – kode” yang sering dia berikan ke kita, cara berbicaranya dan perilaku dia ke kita. Semakin banyak hal – hal yang kita perhatikan, maka semakin mudah mengetahui kemungkinan hubungan ini akan berlanjut atau tidak.
·         LEBIH DEKAT
Perhatikan cara dia bereaksi ketika kamu berbicara cukup dekat kearahnya. Apakah dia menggerakkan kepalamya untuk mendengarkan kamu dengan seksama atau mungkin dia bersikap menjauh? Saat dia merasa lebih nyaman ada di dekat kita, dia pasti akan mendekatkan diri ke dekat kamu, berpindah tempat duduk ke sebelah kamu dan menaruh gelasnya di sebelah minuman kamu.

·         DIA MENJADI PENASARAN DAN INGIN TAHU BANYAK TENTANG KITA DULU.
Banyak orang yang menganggap sosial media adalah sumber informasi berharga. Jika menemukan bukti bahwa dia stalker, seperti memberi komentar pada foto lama kamu di sosial media, itu artinya dia sedang mencari informasi lebih jauh tentang kamu karena kamu telah sukses membuatnya menjadi penasaran.

·         KAMU BISA MENJAGA RAHASIANYA
Banyak sekali pria tidak suka terlihat konyol dan malu mengungkapkan rahasianya kepada wanita yang ia suka. Jika pria itu terus – menerus memberitahu kamu tentang pengalaman menariknya dan memalukan yang pernah ia alami, itu artinya dia merasa nyaman curhat dengan kamu dan sedang mencoba kamu untuk mendapatkan perhatian dari kamu.

·         HANG OUT DENGAN TEMAN - TEMANNYA
Seorang pria kadang tidak ingin mengenalkan teman wanitanya kepada sahabatnya, kecuali saat dia benar – benar menyukai wanita itu. Jika kamu diajak hang out  bersama teman – temannya, satu – satunya alasannya adalah karena dia telah menyadari bahwa kamu wanita yang menarik,yang dapat memikat hatinya.

·         DIA GUGUP
Kamu harusnya melihat sikapnya saat terlibat dalam percakapanmu, saat mengobrol dengannya perhatikan juga bahasa tubuhnya. Jika dia sering menyentuh pipinya dari bagian atas sampai kebawah, telinga, dan dagu dengan jarinya, kamu harusnya merasa senang, itu artinya dia merasa gugup dan gembira mendengarkan ceritamu. Ketika tertarik pada seseorang, secara tidak sadar kulit semakin menjadi sensitif terhadap sentuhan. Tanpa disadari, mereka akan semakin sering menyentuh kulit sendiri, terutama bagian wajah, karena hal ini merasa menyenangkan baginya.




cerita pendek persahabatan

Sebuah Janji
Oleh: Rai Inamas Leoni

“Sahabat selalu ada disaat kita membutuhkannya, menemani kita disaat kita kesepian, ikut tersenyum disaat kita bahagia, bahkan rela mengalah padahal hati kecilnya menangis…”
***

Bel istirahat akan berakhir berapa menit lagi. Wina harus segera membawa buku tugas teman-temannya ke ruang guru sebelum bel berbunyi. Jabatan wakil ketua kelas membuatnya sibuk seperti ini. Gubrak…. Buku-buku yang dibawa Wina jatuh semua. Orang yang menabrak entah lari kemana. Jangankan menolongnya, meminta maaf pun tidak.

“Sial! Lari nggak pakek mata apa ya...” rutuk Wina. Dengan wajah masam ia mulai jongkok untuk merapikan buku-buku yang terjatuh. Belum selesai Wina merapikan terdengar langkah kaki yang datang menghampirinya.

“Kasian banget. Bukunya jatuh semua ya?” cemoh seorang cowok dengan senyum sinis. Sejenak Wina berhenti merapikan buku-buku, ia mencoba melihat orang yang berani mencemohnya. Ternyata dia lagi. Cowok berpostur tinggi dengan rambut yang selalu berantakan. Sumpah! Wina benci banget sama cowok ini. Seumur hidup Wina nggak bakal bersikap baik sama cowok yang ada di depannya ini. Lalu Wina mulai melanjutkan merapikan buku tanpa menjawab pertanyaan cowok tersebut.

Cowok tinggi itu sepintas mengernyitkan alisnya. Dan kembali ia tercenung karena cewek di depannya tidak menanggapi. Biasanya kalau Wina terpancing dengan omongannya, perang mulut pun akan terjadi dan takkan selesai sebelum seseorang datang melerai.

Teeeett… Bel tanda berakhirnya jam istirahat terdengar nyaring. “Maksud hati pengen bantu temen gue yang jelek ini. Tapi apa daya udah keburu bel. Jadi sori nggak bisa bantu.” ucap cowok tersebut sambil menekan kata jelek di pertengahan kalimat.

Cowok tersebut masih menunggu reaksi cewek yang ada di depannya. Tapi yang ditunggu tidak membalas dengan cemohan atau pun ejekan. “Lo berubah.” gumam cowok tersebut lalu berbalik bersiap masuk ke kelasnya. Begitu cowok itu membalikkan badannya, Wina yang sudah selesai membereskankan buku mulai memasang ancang-ancang. Dengan semangat 45 Wina mulai mengayunkan kaki kanannya kearah kaki kiri cowok tersebut dengan keras.

“Adooooww” pekik cowok tersebut sambil menggerang kesakitan.

“Makan tuh sakit!!” ejek Wina sambil berlari membawa buku-buku yang tadi sempat berserakan. Bisa dibayangkan gimana sakitnya tuh kaki. Secara Wina pakek kekuatan yang super duper keras. Senyum kemenangan menghiasi di wajah cewek tinggi kurus tersebut.
***

“Wina….”

Wina menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya. Ternyata dari kejauhan Amel teman baiknya sejak SMP sedang berlari kearahnya. Dengan santai Wina membalikkan badannya berjalan mencari motor matic kesayangannya. Ia sendiri lupa dimana menaruh motornya. Wina emang paling payah sama yang namanya mengingat sesuatu. Masih celingak-celinguk mencari motor, Amel malah menjitak kepalanya dari belakang.

“Woe non, budeg ya? Nggak denger teriakan gue. Temen macem apaan yang nggak nyaut sapaan temennya sendiri.” ucap Amel dengan bibir monyong. Ciri khas cewek putih tersebut kalo lagi ngambek.

“Sori deh Mel. Gue lagi bad mood, pengen cepet pulang.”

“Bad mood? Jelas-jelas lo tadi bikin gempar satu kelas. Udah nendang kaki cowok ampe tuh cowok permisi pulang, nggak minta maaf lagi.” jelas Amel panjang lebar.

“Hah? Sampe segitunya? Kan gue cuma nendang kakinya, masak segitu parahnya?” Wina benar-benar nggak nyangka. Masa sih keras banget? Tuh cowok ternyata bener-bener lembek, pikirnya dalam hati.

“Nendang sih nendang tapi lo pakek tendangan super duper. Kasian Alex lho.”

“Enak aja. Orang dia yang mulai duluan.” bantah Wina membela diri.

Sejenak Amel terdiam, lalu berlahan bibirnya tersenyum tipis. “Kenapa sih kalian berdua selalu berantem? Masalahnya masih yang itu? Itu kan SMP. Dulu banget. ” ujar Amel polos, tanpa bermaksud mengingatkan kejadian yang lalu. “Lagi pula gue udah bisa nerima kalo Alex nggak suka sama gue.”

“Tau ah gelap!”
***

Bel pulang berbunyi nyaring bertanda jam pelajaran telah usai. Cuaca yang sedemikian panas tak menyurutkan niat para siswa SMA Harapan untuk bergegas pulang ke rumah. Wina sendiri sudah membereskan buku-bukunya. Sedangkan Amel masih berkutat pada buku catatanya lalu sesekali menoleh ke papan tulis.

“Makanya kalo nulis jangan kayak kura-kura.” Dengan gemas Wina menjitak kepala Amel. “Duluan ya, Mel. Disuruh nyokap pulang cepet nih!” Amel hanya mendengus lalu kembali sibuk dengan catatanya.

Saat Wina membuka pintu kelas, seseorang ternyata juga membuka pintu kelasnya dari luar. “Eh, sori..” ucap Wina kikuk. Tapi begitu sadar siapa orang yang ada di depannya, Wina langsung ngasi tampang jutek kepada orang itu. “Ngapaen lo kesini? Masih sakit kakinya? Apa cuma dilebih-lebihin biar kemaren pulang cepet? Hah? Jadi cowok kok banci baget!!!”

Jujur Alex udah bosen kayak gini terus sama Wina. Dia pengen hubungannya dengan Wina bisa kembali seperti dulu. “Nggak usah cari gara-gara deh. Gue cuma mau cari Amel.” ucap Alex dingin sambil celingak celinguk mencari Amel. “Hey Mel!” ucap Alex riang begitu orang yang dicarinya nongol.

“Hey juga. Jadi nih sekarang?” Amel sejenak melirik Wina. Lalu dilihatnya Alex mengangguk bertanda mengiyakan. “Win, kita duluan ya,” ujar Amel singkat.

Wina hanya benggong lalu dengan cepat mengangguk. Dipandangi Amel dan Alex yang kian jauh. Entah kenapa, perasaanya jadi aneh setiap melihat mereka bersama. Seperti ada yang sakit di suatu organ tubuhnya. Biasanya Alex selalu mencari masalah dengannya. Namun kini berbeda. Alex tidak menggodanya dengan cemohan atau ejekan khasnya. Alex juga tidak menatapnya saat ia bicara. Seperti ada yang hilang. Seperti ada yang pergi dari dirinya.
***

Byuuurr.. Fanta rasa stowberry menggalir deras dari rambut Wina hingga menetes ke kemeja putihnya. Wina nggak bisa melawan. Ia kini ada di WC perempuan. Apalagi ini jam terakhir. Nggak ada yang akan bisa menolongnya sampai bel pulang berbunyi.

“Maksud lo apa?” bentak Wina menantang. Ia nggak diterima di guyur kayak gini.

“Belum kapok di guyur kayak gini?” balas cewek tersebut sambil menjambak rambut Wina. “Tha, mana fanta jeruk yang tadi?” ucap cewek itu lagi, tangan kanannya masih menjambak rambut Wina. Thata langsung memberi satu botol fanta jeruk yang sudah terbuka.

“Lo mau gue siram lagi?” tanya cewek itu lagi.

Halo??!! Nggak usah ditanya pun, orang bego juga tau. Mana ada orang yang secara sukarela mau berbasah ria dengan fanta stroberry atau pun jeruk? Teriak Wina dalam hati. Ia tau kalau cewek di depannya ini bernama Linda. Linda terkenal sesaentro sekolah karena keganasannya dalam hal melabrak orang. Yeah, dari pada ngelawan terus sekarat masuk rumah sakit, mending Wina diem aja. Ia juga tau kalo Linda satu kelas dengan Alex. Wait, wait.. Alex??? Jangan-jangan dia biang keladinya. Awas lo Lex, sampe gue tau lo biang keroknya. Gue bakal ngamuk entar di kelas lo!

“Gue rasa, gue nggak ada masalah ama lo.” teriak Wina sambil mendorong Linda dengan sadisnya. Wina benar-benar nggak tahan sama perlakuan mereka. Bodo amat gue masuk rumah sakit. Yang jelas ni nenek lampir perlu dikasi pelajaran.

Kedua teman Linda, Thata dan Mayang dengan sigap mencoba menahan Wina. Tapi Wina malah memberontak. “Buruan Lin, ntar kita ketahuan.” kata Mayang si cewek sawo mateng.

Selang beberapa detik, Linda kembali mengguyur Wina dengan fanta jeruk. “Jauhin Alex. Gue tau lo berdua temenan dari SMP! Dulu lo pernah nolak Alex. Tapi kenapa lo sekarang nggak mau ngelepas Alex?!!”

“Maksud lo?” ledek Wina sinis. “Gue nggak kenal kalian semua. Asal lo tau gue nggak ada apa-apa ama Alex. Lo nggak liat kerjaan gue ama tuh cowok sinting cuma berantem?”

Plaakk.. Tamparan mulus mendarat di pipi Wina. “Tapi lo seneng kan?” teriak Linda tepat disebelah kuping Wina. Kesabaran Wina akhirnya sampai di level terbawah.

Buuugg! Tonjokan Wina mengenai tepat di hidung Linda. Linda yang marah makin meledak. Perang dunia pun tak terelakan. Tiga banding satu. Jelas Wina kalah. Tak perlu lama, Wina sudah jatuh terduduk lemas. Rambutnya sudah basah dan sakit karena dijambak, pjpinya sakit kena tamparan. Kepalanya terasa pening.

“Beraninya cuma keroyokan!” bentak seorang cowok dengan tegas. Serempak trio geng labrak menoleh untuk melihat orang itu, Wina juga ingin, tapi tertutup oleh Linda. Dari suaranya Wina sudah tau. Tapi Ia nggak tau bener apa salah.

“Pergi lo semua. Sebelum gue laporin.” ujar cowok itu singkat. Samar-samar Wina melihat geng labrak pergi dengan buru-buru. Lalu cowok tadi menghampiri Wina dan membantunya untuk berdiri. “Lo nggak apa-apa kan, Win?”

“Nggak apa-apa dari hongkong!?”
***

Hujan rintik-rintik membasahi bumi. Wina dan Alex berada di ruang UKS. Wina membaringkan diri tempat tidur yang tersedia di UKS. Alex memegangi sapu tangan dingin yang diletakkan di sekitar pipi Wina. Wina lemas luar biasa. Kalau dia masih punya tenaga, dia nggak bakalan mau tangan Alex nyentuh pipinya sendiri. Tapi karena terpaksa. Mau gimana lagi.

“Ntar lo pulang gimana?” tanya Alex polos.

“Nggak gimana-mana. Pulang ya pulang.” jawab Wina jutek. Rasanya Wina makin benci sama yang namanya Alex. Gara-gara Alex dirinya dilabrak hidup-hidup. Tapi kalau Alex nggak datang. Mungkin dia bakal pingsan duluan sebelum ditemukan.

“Tadi itu cewek lo ya?” ucap Wina dengan wajah jengkel.

“Nggak.”

“Trus kok dia malah ngelabrak gue? Isi nyuruh jauhin lo segala. Emang dia siapa? “ rutuk Wina kesal seribu kesal. Ups! Kok gue ngomong kayak gue nggak mau jauh-jauh ama Alex. Aduuuhh…

Alex sejenak tersenyum. “Dia tuh cewek yang gue tolak. Jadi dia tau semuanya tentang gue dan termasuk tentang lo” ucap Alex sambil menunjuk Wina.

Wina diam. Dia nggak tau harus ngapain setelah Alex menunjuknya. Padahal cuma nunjuk. “Ntar bisa pulang sendiri kan?” tanya Alex.

“Bisalah. Emang lo mau nganter gue pulang?”

“Emang lo kira gue udah lupa sama rumah lo? Jangan kira lo nolak gue terus gue depresi terus lupaen segala sesuatu tentang diri lo. Gue masih paham bener tentang diri lo. Malah perasaan gue masi sama kayak dulu.” jelas Alex sejelas-selasnya. Alex pikir sekarang udah saatnya ngungkapin unek-uneknya.
“Lo ngomong kayak gitu lagi, gue tonjok jidat lo!” ancam Wina. Nih orang emang sinting. Gue baru kena musibah yang bikin kepala puyeng, malah dikasi obrolan yang makin puyeng.

“Perasaan gue masih kayak dulu, belum berubah sedikit pun. Asal lo tau, gue selalu cari gara-gara ama lo itu ada maksudnya. Gue nggak pengen kita musuhan, diem-dieman, atau apalah. Pas lo nolak gue, gue nggak terima. Tapi seiring berjalannya waktu, kita dapet sekolah yang sama. Gue coba buat nerima. Tapi nggak tau kenapa lo malah diemin gue. Akhirnya gue kesel, dan tanpa sadar gue malah ngajakin lo berantem.” Sejenak Alex menanrik nafas. “Lo mau nggak jadi pacar gue? Apapun jawabannya gue terima.”

Hening sejenak diantara mereka berdua. “Kayaknya gue pulang duluan deh.” Ucap Wina sambil buru-buru mengambil tasnya. Inilah kebiasaan Wina, selalu mengelak selalu menghindar pada realita. Ia bener-bener nggak tau harus ngapaen. Dulu ia nolak Alex karena Amel juga suka Alex. Tapi sekarang?

“Besok gue udah nggak sekolah disini. Gue pindah sekolah.” Alex berbicara tepat saat Wina sudah berada di ambang pintu UKS.

Wina diam tak sanggup berkata-kata. Dilangkahkan kakinya pergi meninggalkan UKS. Meninggalkan Alex yang termenung sendiri.
***

Kelas masih sepi. Hanya ada beberapa murid yang baru datang. Diliriknya bangku sebelah. Amel belum datang. Wina sendiri tumben datang pagi. Biasanya ia datang 5 menit sebelum bel, disaat kelas sudah padat akan penduduk. Semalam Wina nggak bisa tidur. Entah kenapa bayangan Alex selalu terbesit di benaknya. Apa benar Alex pindah sekolah? Kenapa harus pindah? Peduli amat Alex mau pindah apa nggak, batin Wina. “Argggg… Kenapa sih gue mikir dia terus?”

“Mikirin Alex maksud lo?” ucap Amel tiba-tiba udah ada disamping Wina. “Nih hadiah dari pangeran lo.” Dilihatnya Amel mengeluarkan kotak biru berukuran sedang. Karena penasaran dengan cepat Wina membuka kotak tersebut. Isinya bingkai foto bermotif rainbow dengan foto Wina dan Alex saat mengikuti MOS SMP didalamnya. Terdapat sebuah kertas. Dengan segera dibacanya surat tersebut.

    Dear wina,

    Inget ga pertama kali kita kenalan? Pas itu lo nangis gara-gara di hukum ama osis. Dalam hati gue ketawa, kok ada sih cewek cengeng kayak gini? Hehe.. kidding. Lo dulu pernah bilang pengen liat pelangi tapi ga pernah kesampaian. Semoga lo seneng sama pelangi yang ada di bingkai foto. Mungkin gue ga bisa nunjukin pelangi saat ini coz gue harus ikut ortu yang pindah tugas. Tapi suatu hari nanti gue bakal nunjukin ke lo gimana indahnya pelangi. Tunggu gue dua tahun lagi. Saat waktu itu tiba, ga ada alasan buat lo ga mau jadi pacar gue.


“Kenapa lo nggak mau nerima dia? Gue tau lo suka Alex tapi lo nggak mau nyakitin gue.” sejenak Amel tersenyum. “Percaya deh, sekarang gue udah nggak ada rasa sama Alex. Dia cuma temen kecil gue dan nggak akan lebih.”

“Thanks Mel. Lo emang sahabat terbaik gue.” ucap Wina tulus. “Tapi gue tetap pada prinsip gue.”
Amel terlihat menerawang. “Jujur, waktu gue tau Alex suka sama lo dan cuma nganggep gue sebagai temen kecilnya. Gue pengen teriak sama semua orang, kenapa dunia nggak adil sama gue. Tapi seiring berjalannya waktu gue sadar kalo nggak semua yang kita inginkan adalah yang terbaik untuk kita.” senyum kembali menghiasi wajah mungilnya. “Dan lo harus janji sama gue kalo lo bakal jujur tentang persaan lo sama Alex. Janji?” lanjut Amel sambil mengangkat jari kelingkingnya.

Ingin rasanya Wina menolak. Amel terlalu baik baginya. Dia sendiri tau sampai saat ini Amel belum sepenuhnya melupakan Alex. Tapi Wina juga tak ingin mengecewakan Amel. Berlahan diangkatnya jari kelingkingnya.

“Janji..” gumam Wina lirih.
***



Rabu, 21 Mei 2014

obat herbal bagi penderita infeksi paru paru



Obat herbal untuk penderita infeksi paru – paru
1. Minum rebusan daun pegagan sembilan tangan (segenggam). Direbus dalam 3 gelas air. Lalu diminum 2 kali sehari dalam dosis yang sama.
2. Madu 3x2 sendok makan.
3. Omega3 3x3 kapsul
4. Propolis 3x5 tetes
5. Susu kambing 2 gelas sehari
6. Rutinkan minum air kelapa muda ditambahkan madu.


- www.gunadarma.ac.id
- www.studentsite.gunadarma.ac.id
- www.baak.gunadarma.ac.id

Cara Menumbuhkan Rasa Takut Kepada Allah SWT





Rasa takut merupakan nikmat dari Allah SWT tetapi sayangnya tidak semua manusia menetahui hakekatnya, yakni kepada siapa rasa takut tersebut diberikan. Sangat banyak manusia yang memiliki rasa takut bukan kepada Allah SWT. Betapa banyak manusia yang takut terhadap kemiskinan hidupnya, wabah penyakit, musibah, bencana, kejahatan orang lain, dan puncaknya takut akan kematian. Demikian pentingnya rasa takut kepada Allah SWT sehingga seorang mukmin harus memastikan setiap tindakannya dilakukan dengan penuh kehati – hatian.

Inilah cara menumbuhkan rasa takut kepada Alah SWT :
1. Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengundang murka Allah SWT.
Allah memberi contoh sosok Fir’aun sebagai sosok yang sangat ingin menjadi tandingan-Nya. Padahal upaya Fir’aun ini jelas sia – sia. Bahkan sebagaimana ditulis dalam Al Qur’an surat Az-zukruf (43) ayat 54 hingga 55, upaya Fir’aun ini mengundang murka Allah dan sebagai akibatnya, ia bersama kaumnya ditenggelamkan di laut.

2. Tidak menyombongkan diri seolah-olah tidak membutuhkan bantuan Allah SWT.
Sosok yang tepat menjadi contoh hal ini adalah Qarun. Karena kesombongannya, Qarun ditenggelamkan ke dalam bumi bersama hartanya, sebagaimana dikisahkan oleh Allah dalam Al Qur’an surat Al-Qashash (28) ayat 76-82.

3. Belajar dari kaum terdahulu yang telah diazabkan Allah SWT.
Siapapun yang tidak takut kepada Allah sehingga berani melanggar ketentuan-Nya, maka akan mengalami akibat yang sama sebagaimana generasi terdahulu  (silahkan lihat Al-Qur’an surat Al-Ankabuut (29) ayat 40).

4. Membayangkan betapa dahsyatnya api neraka itu.
Siksa neraka uang dahsyatnya tak terbayangkan aan berlangsung berabad-abad lamanya. Bahkan ada yang kekal didalamnya. Rasululah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Tarmidzi, pada suatu hari berkata kepada sahabat-sahabatnya, “Api yang kalian semua nyalaan di dunia ini hanya satu bagian dari tujuh puluh bagian panasnya neraka Jahanam.”
Para sahabat berkata, “Demi Allah, api dunia ini saja sudah amat panas ya Rasulullah.”
Beliau lalu berkata lagi, “ Memang, api neraka itu lebih panas, dan panasnya memiliki 69 bagian. Suhu setiap bagian sama dengan api di dunia ini.”

Selain memahami tips-tips menumbuhkan rasa takut kepada Allah SWT kita juga harus mewaspadai apa saja yang dapat menghilangannya. Salah satunya adalah ceroboh dalam memilih teman.
Allah SWT dalam Al Qur’an surat Al-Furqan (25) ayat 27 sampai 29 mengingatkan manusia lewat sebuah cerita tentang penyesalan orang – orang zalim manakala nyawa telah terpisah dari raga. “Kecelakaan besarlah bagiku. Kiranya (dulu) aku tidak menjadikan si Fulan itu teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan dari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku.”
Rasulullah SAW juga bersabda, sebagaimana telah diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmidzi, dan Abu Daud, “Seseorang itu tergantung kepada agama teman dekatnya. Maka hendaklah seseorang melihat siapa yang dijadikan teman dekatnya.”