Produser :
Leni Lolang
Sutradara :
Dinna Jasanti
Penulis :
Titien Wattimena
Tanggal Edar
: Kamis, 30 Mei 2013
Pemeran :
- Prisia Nasution, sebagai Laura
-
Adinia
Wirasti, sebagai Marsha
-
Ratna
Riantiarno, sebagai Mama Laura
-
Tutie
Kirana, sebagai Mama Marsha
-
Restu
Sinaga, sebagai Ryan
-
Amina Afiqah
Ibrahim, sebagai Luna
-
Zefanya Christin
Malau, sebagai Luna (balita)
-
Ayal Oost,
sebagai Finn
-
Lie
Darmawan, sebagai Dokter
-
Kartika Rizky,
sebagai Perawat
-
Arry
Susanto, sebagai Pak Pos
- Widiarto, sebagai Satpam
Sinopsis
Pembuka film
yang menampilkan geliat kesibukan kantor pos yang memproses pengiriman kartu
pos dari suami Laura yang jauh disana. Laura yang merupakan seorang pegawai
Travel Agent disibukkan dengan pekerjaannya melayani para pelanggan.
Kelelahannya terbayar setelah pulang ke rumah melihat keceriaan anaknya, Luna
yang masih kecil. Hari-hari Laura diisi dengan perjuangan membesarkan anak
semata wayangnya seorang diri. Karena suaminya lama menghilang sejak empat
tahun lalu. Hanya memberi kabar via kartu pos dan memberi hadiah-hadiah untuk
Luna. Tanpa pulang ke rumah.
Laura (Prisia Nasution) bersahabat dengan Marsha
(Adinia Wirasti) sejak SMA. Marsha seorang penulis traveller yang suka
kebebasan dan selalu santai menjalani hidupnya. Ia berambisi ingin ke Eropa dan
mengajak Laura. Tetapi Laura sangat ragu memenuhi permintaannya. Karena merasa
berat meninggalkan Luna. Walau hanya untuk dua minggu saja. Karena Laura ingin
selalu dekat anak sejak ditinggalkan tidak jelas oleh suaminya. Tetapi Marsha
memaksa dan memberi pengertian bahwa kesempatan hanya datang satu kali saja.
Dan Marsha ke Eropa ingin mengenang dua tahun kepergian ibunya.
Setelah
mempertimbangkan masak-masak akhirnya Laura setuju. Sesampainya di Eropa mereka
agak kurang kompak. Marsha yang sibuk menikmati setiap detail keindahan dan
keunikan yang ada di Amsterdam. Laura malah selalu sibuk dengan handphone-nya
dan menghubungi rumah. Banyak pula hal tak sejalan yang terjadi selama di Eropa.
Marsha yang lincah dan agak urakan serta santai menghadapi apapun. Bertolak
belakang dengan Laura yang ingin melakukan perjalanan sesuai aturan yang biasa
ia terapkan di travel agent tempatnya bekerja. Seperti penerapan undang-undang
perjalanan dan etika dalam menggunakan waktu yang efisien. Terlambat bangun
tidur dua jam saja Laura bisa marah gak ketulungan.
Sikap Marsha
yang selalu supel dan mudah bergaul dengan siapapun, termasuk orang asing.
Membuat ia dengan mudahnya mengajak seorang pria Eropa bernama Finn yang hendak
travelling juga menaiki mobil sewaan. Laura tentu saja keberatan tetapi mereka
tetap berjalan bertiga walau muka Laura ditekuk sepanjang perjalanan. Saat
Lauran dan Marsha lelah posisi menyetir diganti Finn ternyata arah kemudi yang
dikendalikan Finn tak sesuai tujuan Laura dan Marsha. Akhirnya Finn tak
diperkenankan ikut oleh Laura. Marsha hanya bisa pasrah dan serba salah. Karena
merasa tidak enak sama Finn tetapi harus mengikuti kehendak Laura.
Diperjalanan
berikutnya mobil sewaan mereka dihadang tiga orang lelaki jahil di sebuah taman
hutan. Mereka berhasil lolos namun paspor, handphone dan dompet mereka semua
hilang. Terjatuh saat lari dikejar kawanan lelaki jahil tadi.
Kondisi
perjalanan mereka tambah kacau dan tak mengasyikkan. Lalu Laura mengutarakan
maksudnya ingin mampir ke Verona, alamat yang ada di kartu pos yang dikirim
suaminya. Marsha merasa dirinya tak dihargai sebagai sahabat karena selama ini
Laura tak pernah bilang kalau ke Eropa akan mampir ke tempat suaminya yang
telah meninggalkannya. Marsha mengira Laura pergi ke Eropa memenuhi
keinginannya murni untuk menemani ternyata ada maksud lain.
Pertengkaran
memuncak dan mereka berpisah. Karena terdesak keadaan mereka bekerja di
restoran secara ilegal. Saat dikejar-kejar
polisi imigrasi, mereka bersama-sama lagi melarikan diri dan istirahat disebuah
tempat yaitu di Venice.
Disebuah
gedung itu mereka baru membuka hati masing-masing dan mereka menemukan titik
terang tentang apa yang harus mereka perbuat. Semua kejadian yang tak
disangka-sangka itupun mereka jadikan hikmah dan pengalaman berharga. Akhirnya,
Laura mengetahui bahwa Finn adalah teman dari suaminya, dan setelah Finn
membuka semua rahasia suami Laura, Laura menangis karena ternyata suami Laura
sudah meninggal karena suatu penyakit. Setelah mengetahui berita itu, Laura dan
Marsha akhirnya tenang dan meninggalkan Eropa. Persahabatan mereka pun menjadi
semakin erat setelah peristiwa yang terjadi di Eropa.
·
Kekurangan
pada film ini adalah ketika Laura dan Marsha berada di sebuah gedung dan mereka
bertengkar dengan kata – kata yang kasar dan ada suatu adegan yang menurut saya
fulgar ketika Laura mengenang suaminya dan berada di dekat lelaki yang
mengajaknya bercinta.
·
Kelebihan
dari film ini adalah penonton seperti dibawa ke Eropa saat menonton film ini, film
yang tidak membosankan dan hal ini dapat menjadi inspirasi bagi siapapun yang
menonton bahwa dalam liku-liku perjalanan hidup dalam sesuatu yang tak
diharapkan selalu ada hikmah didalamnya.
Sumber :
- www.gunadarma.ac.id
- www.studentsite.gunadarma.ac.id
- www.baak.gunadarma.ac.id
- www.studentsite.gunadarma.ac.id
- www.baak.gunadarma.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar